Selasa, 30 November 2010

Mencoba Bercerita . . .

Hari ini hawanya ga enak. Aku pengen marah2 mulu. Tapi yg kena bukan orang sekitarku, malah orang2 yg ga aku kenal yg aku marah2in. . yepp, all onlinerz on my ym. I'm so sorry friends, , salah lo pada juga macem2 sama gw. Ahhakk, , kecil2 cabe rawit neh, AwAs!! SEDANG GALAK , , wkakakk.

lets, , ayo cerita. .

hmm, mulai dari mana??

first of all, , aku bingung kie, serius. cerita apa?

err, , , Okok. Mulai dari Dd ya. . .
Dd, , tentang Dd, , bingung, , hmm, , dengerin lagu melepasmu-nya Drive aja deh. Tertuang semua disitu udah. Ya , , intinya gitu. hmm. Ga jelas ya. Hhaha.

Next, ke Ww. Aku gatau sebenernya gimana, karena dia sama sekali ga cerita ke aku. Tapi barusan aku tau kalo Ww dan gatau siapa begini begini begini. Aku sih kaget ya. Owh, , jadi cara Ww gitu? Pantes sebelumnya ada yang benci Ww sampai segitunya, , tingkahnya gitu sih, , blenas blenes. Aku sebenernya mangkel juga, sedikit tapi. Untungnya aku ga ada apa2. Tapi karena pernah terikat satu komitmen kali yaa, jadinya agak gimana2 gitu. Well, , selamat aja deh buat Ww. Aku juga ga ngerti sih. Tapi kalo ini bener yaa selamat, kalo salah yaa. . lo sih ga terbuka sama gue!! jadinya gue nebak2 deh. hhaha.

next, , thx buat Dd, , i still remember all the memories between you and me. Meski ga ada suara, hanya gambar dan text semata, thx pernah ngobral janji seindah gemerlap bintang ke aku. *aku ga yakin kamu bakal nepatin janji itu.

then, buat Ww, , no comment deh. Posisi lo ga kayak Phii sih yaa di rasa aku, , jadinya yaa, aku gabisa cerita banyak. Wkakak.

Finally, , sinyal very available sangat kuat. Ciu ciu ciuu, , banyak mangsa mendekat, tak satupun aku tangkap. Takut keracunan euy. Hhahha

"cerita tak jelas berakhir juga. . very good"
yooo, , tralalala

Minggu, 31 Oktober 2010

empatpuluhlima


Lagi, berkat satu nilai, nama itu mengudara lagi di dalam rumahku. siapa lagi yang menyebut keras-keras namanya kalau bukan wonder womenku tercinta. aku pikir, lebih baik sebut saja nama vaderku keras-keras daripada berteriak menyebut nama itu. uhh, ayolah. ini sudah tak ada hubungannya lagi dengan dia. kalau nilaiku satu ini saat ini hanya segini, bisa jadi karena kemampuanku kini hanya seperti ini. memangnya, kemarin aku seperti apa sih? sampai kalian segitu ngototnya aku harus begini mesti begitu. aku tak terlalu ingat bagaimana aku yang lalu.
yang aku ingin luruskan :
kau salah mengira aku masih TERLALU memikirkannya. memang dia masih menempati pikiranku, tapi tidak mutlak. lebih banyak hal-hal penting lain yang bisa jadi itu cukup menguras konsentrasiku.
aku minta maaf bila saat ini aku belum cukup membanggakan. yang aku ingin kau tau, kemarin aku berusaha semaksimal yang aku bisa. kalaupun ini masih ada satu yang kurang memuaskan, maafkan aku. bagaimanapun, aku tak bisa sama persis dengan mereka yang kau anggap sempurna, dan kau pikir aku harus bisa paling tidak seperti mereka. hmm, masing-masing diri kami mempunyai spesialisasi masing-masing. boleh jadi aku tak terlalu bisa memahami sains, tapi, untuk urusan tulis menulis seperti ini, aku merasa tak terlalu buruk.
untuk urusan masa depanku, aku punya target yang aku yakin akan mampu membanggakanmu. yang aku perlu, doa restu darimu, serta motivasi yang tinggi. jangan pernah jatuhkan aku dengan mengatakan tentang kejatuhan hatiku akibat dia. bagaimanapun, itu hal buruk yang semestinya jangan kau buka lagi di depanku. kemarin ya kemarin. toh sekarang aku kembali sendiri, aku tak bersamanya lagi. sekarang aku bersamamu, :)
aku selalu berusaha bahagiakan kamu, membuatmu bangga telah memilikiku. aku selalu sayang kamu. seringkali aku labil, tak tau tempat dalam meluapkan emosi. maaf. jangan memperingatkanku terlalu kasar saat aku begini. itu hanya membuatku kesal denganmu. pahami aku. kau mengerti aku, dan aku akan lebih mengerti kamu.

Diary Depresi versiku ^^


Hari yang melelahkan. Kau tau? Betapa hancurnya aku saat aku merasa sendiri. saat aku merasa tak satupun orang yang peduli. tertekan sendiri oleh hal hal yang aku putuskan tanpa melalui proses pemikiran yang matang. akhirnya, pengendalian diriku runtuh. emosiku meluap. tak peduli siapapun, yang terlihat mengesalkan dimataku, tak peduli siapa yang salah dan benar, aku bentak-bentak sesuka hati. asal aku puas, asal aku merasa lega, aku lakukan itu. tapi apa yang ku dapat? rasa lelah dalam hati semakin membuncah. ingin rasanya berteriak sekeras-kerasnya. aku melarikan motorku berpacu dengan kendaraan-kendaraan di jalanan sana. tanpa aku peduli akan keselamatan orang lain dan diriku sendiri. adakah mereka yang peduli? tak ada. mereka menjauhiku saat aku begini. merasa takut, takut ikut terbawa emosiku. mereka mendekatiku lagi saat aku terlihat agak tenang. taukah mereka? ini sandiwara. tenang diluar, padahal penuh badai di dalam. tapi tak apa. aku mengerti, sangat mengerti. bisa jadi mereka semua jengah dengan apa yang aku lakukan ini. terlalu lelah menghadapi keegoisanku. keras kepala, melampiaskan kekesalan pada semua orang, berperangai kasar, apalagi? terlalu banyak titel buruk yang aku sandang di mata mereka. tak salah memang. aku adalah penyebab apa yang aku alami saat ini. aku adalah penyebab semua penilaian mereka tentang diriku.
aku tau mengeluh itu satu perbuatan yang bisa dikatakan kurang baik. jadi, aku hanya ingin bertanya, entah pertanyaan ini tertuju untuk siapa.
kalau aku merindukan bapakku, burukkah itu? aku kangen bapak, sesalah apapun dia, sejahat apapun dia karena tidak mendampingiku sampai aku sebesar ini. aku ingin bercerita banyak padanya, tentang sekolahku, tentang keluargaku tanpanya, tentang teman-temanku, tentang cinta pertamaku, semuanya yang dia tak tau tentang segala perkembanganku. aku ingin menunjukkan pada bapak, lihat bapak, anak perempuanmu ini, anak pertamamu yang dulu selalu kau manja, yang seringkali kau turuti apapun maunya, sekarang telah 17 tahun usianya. aku menjalani masa remaja tanpa kehadiranmu bapak, taukah kau? seringkali aku merasa perih, merasa sakit, merasa dingin yang menyayat, saat ada kegiatan yang mengharuskanku pulang malam seorang diri, benar-benar seorang diri. tak ada temanku yang menemani. ingin tau mengapa? karena mereka dijemput bapaknya masing-masing. sementara aku hanya dijemput bayanganku sendiri, bapak. bapak, ingatkau kau padaku? bapak, kemarin aku benar-benar membencimu bapak. aku berharap suatu saat kelak aku dapat membalas kehampaan yang kau berikan padaku saat ini. tapi bapak, aku disadarkan, tak ada gunanya aku menyimpan dendam padamu. bagaimanapun, kau tetap bapakku. semestinya aku mendoakan yang terbaik bagimu, aku di didik dengan penanaman akhlak yang baik oleh ibuku, aku harus berusaha menjadi sosok yang berhasil dan berguna. agar apa? agar aku bisa membahagiakan orang-orang yang menyayangiku. aku tak yakin apakah kau juga masih termasuk salah satu orang yang menyayangiku. yang aku yakin, aku harus lakukan yang terbaik, agar aku berhasil dalam menjalani hidup ini. sehingga paling  tidak, aku dapat membantu meringankan sedikit bebanmu di akhirat nanti. bapak, aku ingin agar kelak, saat aku telah sukses dan dewasa, aku dapat menemuimu, dapat memberi sedikit apa yang aku peroleh untukmu. bapak, semoga kau selalu dalam lindunganNya.
kalau aku berusaha membuka komunikasi dengannya -kau tau siapa yang aku maksud-, apakah itu salah? bagaimanapun, dia satu yang pertama. dia satu yang memiliki kunci pusaka gembok hatiku. memang aku salah pernah terlalu agresif terhadapnya, sehingga dia merasa malu, merasa tercemarkan namanya, karena pernah melewati hari bersama sosok seperti ku. apalagi yang harus ku perbuat? inginnya aku hilang saja dari hidupnya dan lupakan semua? sepele saja bicaranya. ukiran ini berbekas bung, terlalu indah untuk dicampakkan. bagaimanapun, aku cukup menghargai karya seni tingkat tinggi, apalagi ini anugerah Yang Kuasa. mana boleh aku perlakukan sia-sia? however, semoga kau selalu dalam lindunganNya. semoga kau selau mendapat yang terbaik dariNya. terserah kau anggap aku gila, lebay atau apa. aku tak peduli. aku ingin kau, aku berteman selamanya. tali persaudaraan itu terbentuk dengan susah payah bung, masa iya akan kau putuskan begitu saja. memangnya kau rela? aku tidak. satu hal, aku ada dalam hidupmu tak berarti aku akan bertindak sebagai teroris, perusuh atau sebangsanya. kalau kau merasa seperti itu, berarti itu pikiranmu saja yang terlalu lebay menganalisa segala tingkah polahku. btw, tunggu aku di Jogja :) amin amin ya Alloh :DD
kalau aku mengharap sesuatu yang baik-baik, bolehkan? aku berdoa semoga aku dan semua temanku, dapat meraih apa yang dicita-citakan. dapat meneruskan pendidikan di manapun yang kami harapkan. bisa menjadi orang yang sukses lahir batin. bisa melihat pasangan-pasangan di kelas kami saat reuni 10 taun lagi. dan lain lain :)

Rabu, 27 Oktober 2010

GeJe GeJe Tut Tut Tut

bingung juga apa yang aku pikir sebenernya. aku mau dia tapi aku juga kangen kamu. aku gasuka dia deket sama yang dia punya, tapi aku juga gamau dia jadi milik aku. karena aku masih pingin kamu. aku pingin kamu yang selalu ada disaat aku ngrasa sepi sendiri, tapi yang ada inbox aku penuh sms dari dia. sementara kamu, sama sekali ga pernah bales sms aku. segitu bencinya kamu sama aku ya? emang ga ada yang kesisa di hati kamu tentang sebulan yang pernah jadi milik kita taun lalu? meskipun saat itu kamu cuma main-main sama aku. ya ampun, plis lah, aku mau kita deket lagi. ga sebagai pacar ya. hanya teman. aku suka ngobrol sama kamu, aku kangen ngambeknya kamu, aku rindu ganjennya kamu. aku kangen semua tentang kamu. jadi gimana ??? semoga kamu selalu dalam lindunganNya. semoga kamu selalu mendapat yang terbaik bagiNya buat kamu. hmm,, belepotan aku --"
semua yang ada, aku inget kamu. taun depan, aku mau nyusul kamu ke jogja. doain aku, siap ga siap kalau Alloh ngizinin, kita bakal sering ketemu. aku mohon, buang semua kentang busuk yang akhir-akhir ini kamu bawa. aku siap bersikap seolah kita ga pernah ada sesuatu yang khusus. aku ga akan ngaku sebagai mantan kamu, forget it, toh kamu ga anggep aku pacar. kita HANYA TEMAN. sebatas SENIOR JUNIOR. gimana? mau donk yaa.. ayolahhh. huhuhuhu. aku kangen kamu teman. hmph. lanjut besok lagi. wait 4 me :D bubye!

Kamis, 21 Oktober 2010

Tak yakin

butuh waktu lama untukku kembali membuka hati seperti ini. kau tau? dalam hatiku ada kamu, tapi di sisi lain, masih ada dia, dan dia yang lain lagi. hatiku terdiri dari beberapa ruang, masing-masing telah ditempati oleh kalian. aku tak yakin dengan apa yang aku rasa saat ini. yang aku lihat, aku benci melihat mereka yang sejenis denganku terlihat begitu dekat denganmu. aku, aku sayang kamu. aku berharap, kamu. ya, kamu. sayangnya, aku tak pernah sampai untuk mengatakan itu. meskipun kau pernah mengungkapkan itu padaku, aku tak kuasa mengatakan bahwa aku juga. karena saat itu kau sudah ada yang punya. aku hanya diam, tertawa, merasa lucu, padahal dalam hati, badai bukan buatan boy. kau diam padaku, kau marah padaku, atas apa yang ku perbuat, atas apa yang kulakukan, atas apa yang ku putuskan. kau pikir aku tak tersiksa? aku cukup tertekan boy. aku ingin menjerit, aku juga sayang kamuuu!!! tapi, harga diriku akan melayang karena itu. humph, jangan sampai.
saat ku putuskan aku akan dengannya, sikapmu begitu boy, sangat memuakkan. andai aku bisa jujur boy, aku lakukan ini demi kamu. aku tak mau merusak dan mengutak atik hubunganmu dengannya boy. aku akan menjalani dengan apa yang aku punya sekarang boy. semoga dengan begini, aku tak akan pernah berharap padamu boy, semoga aku mampu melupakan apa yang ku rasa padamu boy. aku sayang kamu, dan sekarang, aku juga akan belajar menyayangi dia. dia yang akan ku jaga semangatnya, hingga dia sampai di gerbang cita-citanya :) semoga Alloh senantiasa memberi yang terbaik bagiNya untuk kita. Amin amin ya robbal'alamiiin

Sabtu, 09 Oktober 2010

Pengamat di Luar Area

Aku memposisikan diri sebagai pengamat disini. Hanya melihat dari luar. Luar pagar tentunya. Karena tidak pernah turut masuk ke dalamnya, otomatis aku mendapat semua ini hanya dari penglihatan dan pendengaranku saja.
Donny dan Lissa. Keduanya temanku, teman dekat. Awalnya mereka tak saling kenal, hingga akhirnya satu bimbingan belajar mempertemukan mereka. Dan seperti lagu yang dibawakan RAN, kurasa mereka telah jatuh cinta pada pandangan yang pertama. Singkat cerita mereka, mereka jadian.
Pasangan yang almost perfect, begitu aku bilang. Bagaimana tidak? Yang cowok cakep, ceweknya cantik. Seiman. Sama-sama cerdas dan terpelajar, Serta sama-sama berasal dari keluarga yang berkecukupan pula. Satu hal yang paling melekat di pandang mataku setiap kali melihat mereka bersama, ada beberapa bagian wajah yang membuat mereka memiliki kemiripan satu sama lain. Aku pikir mereka akan berjodoh. Benarkah? Hanya Alloh yang tahu jawabnya.
Aku melihat, mereka layaknya pasangan ABG lainnya. Seringkali akur dan sedikit mesra, namun di lain hari bertengkar juga. Sudah seperti anak kecil saja kalau mereka bertikai seperti itu. Sedikit lucu, kataku.
Ku lihat lagi, masing masing mereka sangat setia. Tak satupun mencoba serong kanan serong kiri meski memiliki banyak kesempatan untuk melakukan itu. Almost perfect bukan? Benar-benar berusaha saling menjaga hati.
Satu hal menggelitik yang kadang aku lihat dari mereka, , putus-nyambung. Yapz, layaknya tembang yang dilantunkan BBB. Tapi biasanya setelah putus, dalam beberapa jam mereka akan nyambung lagi.
Sore ini, Lissa datang ke kamarku. Dia menceritakan sedikit pertikaiannya dengan Donny yang berakhir dengan kata 'berteman saja'. Awalnya aku melihat gurat sedih di wajah Lissa. Namun sebentar berkumpul bersamaku, dia mulai bisa tertawa. Akhirnya dia bilang terimakasih padaku. Katanya, terimakasih kau membuatku tertawa. Heran juga, padahal aku tak melakukan satu hal lucu pun untuk menghiburnya. Aku hanya berperan sebagai bak sampah yang menampung setiap kata yang terlontar dari bibir manisnya, tak lupa dengan sediki ekspresi 'oh, hmmm, eh, he eh'. Aku tak yakin dia benar-benar tertawa lahir batin. Setidaknya, aku sedikit tahu, dia pasti hanya berusaha untuk terlihat tegar.
Tak lama setelah Lissa pulang dari kamarku, Donny datang menungguku di teras. Ku temui dia. Wajahnya berbeda. Terlihat pucat, tak ada senyum jail disana yang biasanya aku lihat. Hmm, , dia datang menitipkan buku yang pernah dipinjamnya dari Lissa. Donny ingin aku yang mengembalikannya. Segera setelah buku itu berpindah tangan, Donny berpamitan pada ibuku dan menjabat tanganku. Dia pamit pulang. Aku agak tidak tega melihat wajahnya.
Untuk pertikaian mereka yang terakhir ini, aku berharap agar bisa secepatnya clear. Dan satu harapan lebihku, mereka bisa seperti dulu, pasangan almost perfect yang pernah ku kenal. Donny, Lissa, , guruku pernah berkata, bagi kalian yang saat ini duduk di bangku kelas 12 menjelang ujian sebisa mungkin menjaga hati lah, kalau punya pacar jangan putus. Sakit hati susah obatnya. ^^

Sabtu, 02 Oktober 2010

CERIA -meski kurang enak badan-

Hari yang . . . . hmm, bingung aku untuk mengungkapkan. Bangun tidur pukul 2 dinihari, aku lari terbirit-birit ke kamar mandi. Perutku sakit tak keruan. Huft, gangguan pencernaan, defekasi cair, mulas lah perutku ini. Selepas menuntaskan panggilan alam, aku tak tidur lagi sampai saat ini. Tubuhku seringan kapas. Saat berjalan serasa melayang tak menapak kaki di tanah. Beban berat tas pun tak terasa. Apa ini tanda aku akan jatuh sakit? Semoga bukan.
Aku pikir, ini ada kaitannya dengan apa yang kemarin sore aku alami. Kaget, benar-benar kaget. Kok bisa begitu ya? Hmm, aku shock berat. Reaksinya sebegitu hebatnya. Hhaha, ya sudahlah. Akan benarpun itu, aku malah bersyukur. Berarti karmaku sudah terbalas. Aku bebas utang ^^
:))
Ingin ku buka lembar baru untuk meneruskan hidupku
tak mau lagi kesedihan slimuti diriku^^
J-Rockstars 1 spiriiiitttt!!!!!