Minggu, 31 Oktober 2010

Diary Depresi versiku ^^


Hari yang melelahkan. Kau tau? Betapa hancurnya aku saat aku merasa sendiri. saat aku merasa tak satupun orang yang peduli. tertekan sendiri oleh hal hal yang aku putuskan tanpa melalui proses pemikiran yang matang. akhirnya, pengendalian diriku runtuh. emosiku meluap. tak peduli siapapun, yang terlihat mengesalkan dimataku, tak peduli siapa yang salah dan benar, aku bentak-bentak sesuka hati. asal aku puas, asal aku merasa lega, aku lakukan itu. tapi apa yang ku dapat? rasa lelah dalam hati semakin membuncah. ingin rasanya berteriak sekeras-kerasnya. aku melarikan motorku berpacu dengan kendaraan-kendaraan di jalanan sana. tanpa aku peduli akan keselamatan orang lain dan diriku sendiri. adakah mereka yang peduli? tak ada. mereka menjauhiku saat aku begini. merasa takut, takut ikut terbawa emosiku. mereka mendekatiku lagi saat aku terlihat agak tenang. taukah mereka? ini sandiwara. tenang diluar, padahal penuh badai di dalam. tapi tak apa. aku mengerti, sangat mengerti. bisa jadi mereka semua jengah dengan apa yang aku lakukan ini. terlalu lelah menghadapi keegoisanku. keras kepala, melampiaskan kekesalan pada semua orang, berperangai kasar, apalagi? terlalu banyak titel buruk yang aku sandang di mata mereka. tak salah memang. aku adalah penyebab apa yang aku alami saat ini. aku adalah penyebab semua penilaian mereka tentang diriku.
aku tau mengeluh itu satu perbuatan yang bisa dikatakan kurang baik. jadi, aku hanya ingin bertanya, entah pertanyaan ini tertuju untuk siapa.
kalau aku merindukan bapakku, burukkah itu? aku kangen bapak, sesalah apapun dia, sejahat apapun dia karena tidak mendampingiku sampai aku sebesar ini. aku ingin bercerita banyak padanya, tentang sekolahku, tentang keluargaku tanpanya, tentang teman-temanku, tentang cinta pertamaku, semuanya yang dia tak tau tentang segala perkembanganku. aku ingin menunjukkan pada bapak, lihat bapak, anak perempuanmu ini, anak pertamamu yang dulu selalu kau manja, yang seringkali kau turuti apapun maunya, sekarang telah 17 tahun usianya. aku menjalani masa remaja tanpa kehadiranmu bapak, taukah kau? seringkali aku merasa perih, merasa sakit, merasa dingin yang menyayat, saat ada kegiatan yang mengharuskanku pulang malam seorang diri, benar-benar seorang diri. tak ada temanku yang menemani. ingin tau mengapa? karena mereka dijemput bapaknya masing-masing. sementara aku hanya dijemput bayanganku sendiri, bapak. bapak, ingatkau kau padaku? bapak, kemarin aku benar-benar membencimu bapak. aku berharap suatu saat kelak aku dapat membalas kehampaan yang kau berikan padaku saat ini. tapi bapak, aku disadarkan, tak ada gunanya aku menyimpan dendam padamu. bagaimanapun, kau tetap bapakku. semestinya aku mendoakan yang terbaik bagimu, aku di didik dengan penanaman akhlak yang baik oleh ibuku, aku harus berusaha menjadi sosok yang berhasil dan berguna. agar apa? agar aku bisa membahagiakan orang-orang yang menyayangiku. aku tak yakin apakah kau juga masih termasuk salah satu orang yang menyayangiku. yang aku yakin, aku harus lakukan yang terbaik, agar aku berhasil dalam menjalani hidup ini. sehingga paling  tidak, aku dapat membantu meringankan sedikit bebanmu di akhirat nanti. bapak, aku ingin agar kelak, saat aku telah sukses dan dewasa, aku dapat menemuimu, dapat memberi sedikit apa yang aku peroleh untukmu. bapak, semoga kau selalu dalam lindunganNya.
kalau aku berusaha membuka komunikasi dengannya -kau tau siapa yang aku maksud-, apakah itu salah? bagaimanapun, dia satu yang pertama. dia satu yang memiliki kunci pusaka gembok hatiku. memang aku salah pernah terlalu agresif terhadapnya, sehingga dia merasa malu, merasa tercemarkan namanya, karena pernah melewati hari bersama sosok seperti ku. apalagi yang harus ku perbuat? inginnya aku hilang saja dari hidupnya dan lupakan semua? sepele saja bicaranya. ukiran ini berbekas bung, terlalu indah untuk dicampakkan. bagaimanapun, aku cukup menghargai karya seni tingkat tinggi, apalagi ini anugerah Yang Kuasa. mana boleh aku perlakukan sia-sia? however, semoga kau selalu dalam lindunganNya. semoga kau selau mendapat yang terbaik dariNya. terserah kau anggap aku gila, lebay atau apa. aku tak peduli. aku ingin kau, aku berteman selamanya. tali persaudaraan itu terbentuk dengan susah payah bung, masa iya akan kau putuskan begitu saja. memangnya kau rela? aku tidak. satu hal, aku ada dalam hidupmu tak berarti aku akan bertindak sebagai teroris, perusuh atau sebangsanya. kalau kau merasa seperti itu, berarti itu pikiranmu saja yang terlalu lebay menganalisa segala tingkah polahku. btw, tunggu aku di Jogja :) amin amin ya Alloh :DD
kalau aku mengharap sesuatu yang baik-baik, bolehkan? aku berdoa semoga aku dan semua temanku, dapat meraih apa yang dicita-citakan. dapat meneruskan pendidikan di manapun yang kami harapkan. bisa menjadi orang yang sukses lahir batin. bisa melihat pasangan-pasangan di kelas kami saat reuni 10 taun lagi. dan lain lain :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar