Heran juga, ada yang merasa coretanku tertuju padanya. Tersinggung? Marah? Jengkel? Tak terungkapkan, tapi jelas terlihat. Terserahlah. Sudah ku ceritakan semua. Aku hanya manusia, bisa bersalah dan menyakiti, aku hanya manusia, tak seperti Tuhan yang sempurna. Tak selamanya aku dapat bersikap baik. Imajinasiku bergerak liar ketika aku menemukan hal yang janggal. Bagiku wajar bila itu ku ungkap ku tuang dalam sebuah tulisan, setengah fiktif tentunya. Karena sebagian lainnya adalah nyata.
Terimakasih telah mengirimiku pesan singkat tentang ketidaksukaanmu atas segala apa yang ku tulis sebelumnya. Terimakasih kau masih dapat ku percaya. Mohon maaf atas sikapku ini, aku hanya merasa heran. Terlalu heran untuk memahami ini semua. Terimakasih atas pengertianmu.
Kawan, segala hal yang kau pikir kecil, tak selalu terlihat kecil bagi orang lain. Kau adalah kau. Mereka adalah mereka. Dan aku adalah aku. Inilah aku. Sang perasa liar yang gemar menyoretkan setiap kotoran yang dengan tidak sopan menempel di hatinya. Dengan sedikit tambahan imajinasi yang telah terkontaminasi sinema elektronik negeri ini. Aku tak pernah peduli apakah itu akan membuat kalian yang membaca ini merasa sakit hati. Karena ini ya hanya tulisan setengah fiktif. Kenapa diambil hati? Jangan baca dengan hati, saringlah dengan logika, mana yang betul nyata dan mana yang hanya fiksi belaka. Kalau semisal ada yang sakit hati dengan keseluruhan cerita yang aku tulis ini, aku semakin heran nanti, apa mungkin yang aku anggap khayalan ini benar terjadi???
Hhahah. . Akhirul kalam, mohon maaf lahir batin lah. ^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar